A. STRUKTUR DAN FUNGSI ALAT-ALAT PERNAPASAN
Energi kimia dalam makanan dapat
digunakan setelah dioksidasi di dalam tubuh. Proses menghasilkan energi melalui
oksidasi bahan makanan di dalam sel-sel tubuh disebut Respirasi
Sel. Respirasi bertujuan untuk menghasilkan energi.
Alat –alat respirasi pada manusia:
1. Rongga Hidung (Cavum Nasalis)
Udara dari luar
akan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis). Rongga hidung berlapis selaput
lendir, di dalamnya terdapat kelenjar minyak (kelenjar sebasea) dan kelenjar
keringat (kelenjar sudorifera). Selaput lendir berfungsi menangkap benda asing
yang masuk lewat saluran pernapasan. Selain itu, terdapat juga rambut pendek
dan tebal yang berfungsi menyaring partikel kotoran yang masuk bersama udara.
Juga terdapat konka yang mempunyai banyak kapiler darah
yang berfungsi menghangatkan udara yang masuk. Karena
udara yang masuk ke dalam paru-paru tidak boleh terlalu dingin.
Di sebelah belakang rongga hidung terhubung dengan nasofaring
melalui dua lubang yang disebut choanae.
2.
Faring (Tekak)
Udara dari rongga
hidung masuk ke faring. Faring merupakan percabangan 2 saluran, yaitu saluran
pernapasan (nasofarings) pada bagian depan dan saluran pencernaan (orofarings)
pada bagian belakang.
Pada bagian belakang faring (posterior)
terdapat laring (tekak) tempat terletaknya pita suara (pita vocalis).
Masuknya udara melalui faring akan menyebabkan pita suara bergetar dan
terdengar sebagai suara.
Makan sambil berbicara dapat
mengakibatkan makanan masuk ke saluran pernapasan karena saluran pernapasan
pada saat tersebut sedang terbuka. Walaupun demikian, saraf kita akan mengatur
agar peristiwa menelan, bernapas, dan berbicara tidak terjadi bersamaan
sehingga mengakibatkan gangguan kesehatan. Fungsi
utama faring adalah menyediakan saluran bagi udara yang keluar masuk dan juga
sebagai jalan makanan dan minuman yang ditelan, faring juga
menyediakan ruang dengungc(resonansi) untuk suara percakapan.
3. Batang Tenggorokan (Trakea)
Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya ± 10 cm, terletak
sebagian di leher dan sebagian di rongga dada (torak). Dinding tenggorokan
tipis dan kaku, dikelilingi oleh cincin tulang rawan, dan pada bagian dalam
rongga bersilia. Silia-silia ini berfungsi menyaring benda-benda asing yang
masuk ke saluran pernapasan.
Batang tenggorokan terletak di sebelah depan kerongkongan.
Di dalam rongga dada, batang tenggorok bercabang menjadi dua cabang tenggorok
(bronkus). Di dalam paru-paru, cabang tenggorok bercabang-cabang lagi menjadi
saluran yang sangat kecil disebut bronkiolus.
Ujung bronkiolus berupa gelembung kecil yang disebut gelembung paru-paru (alveolus).
4.
Pangkal Tenggorokan
(laring)
Laring merupakan suatu saluran yang dikelilingi oleh
tulang rawan. Laring berada diantara orofaring dan trakea, didepan lariofaring.
Salah satu tulang rawan pada laring disebut epiglotis. Epiglotis terletak di
ujung bagian pangkal laring. Laring diselaputi oleh membran mukosa
yang terdiri dari epitel berlapis pipih yang cukup tebal sehingga kuat untuk
menahan getaran-getaran suara pada laring. Fungsi utama laring adalah
menghasilkan suara dan juga sebagai tempat keluar masuknya udara. Pangkal tenggorok disusun oleh beberapa tulang rawan yang
membentuk jakun. Pangkal tenggorok dapat ditutup oleh katup pangkal tenggorok
(epiglotis). Pada waktu menelan makanan, katup tersebut menutup pangkal
tenggorok dan pada waktu bernapas katup membuka. Pada pangkal tenggorok
terdapat selaput suara yang akan bergetar bila ada udara dari paru-paru,
misalnya pada waktu kita bicara.
5.
Cabang Batang
Tenggorokan (Bronkus)
Tenggorokan (trakea)
bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri. Struktur
lapisan mukosa bronkus sama dengan trakea, hanya tulang rawan bronkus bentuknya
tidak teratur dan pada bagian bronkus yang lebih besar cincin tulang rawannya
melingkari lumen dengan sempurna. Bronkus bercabang-cabang lagi menjadi
bronkiolus.
Batang tenggorokan bercabang menjadi dua bronkus, yaitu
bronkus sebelah kiri dan sebelah kanan. Kedua bronkus menuju paru-paru, bronkus
bercabang lagi menjadi bronkiolus. Bronkus sebelah kanan (bronkus primer) bercabang menjadi tiga bronkus lobaris
(bronkus sekunder), sedangkan bronkus sebelah kiri bercabang menjadi dua
bronkiolus. Cabang-cabang yang paling kecil masuk ke dalam gelembung paru-paru
atau alveolus. Dinding alveolus mengandung kapiler darah, melalui
kapiler-kapiler darah dalam alveolus inilah oksigen dan udara berdifusi ke
dalam darah. Fungsi utama bronkus adalah menyediakan jalan bagi udara yang
masuk dan keluar paru-paru.
6. Paru-paru (Pulmo)
Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di
bagian samping dibatasi oleh otot dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh
diafragma yang berotot kuat. Paru-paru ada dua bagian yaitu paru-paru kanan
(pulmo dekster) yang terdiri atas 3 lobus dan paru-paru kiri (pulmo sinister)
yang terdiri atas 2 lobus. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang tipis,
disebut pleura. Selaput bagian dalam
yang langsung menyelaputi paru-paru disebut pleura dalam (pleura visceralis)
dan selaput yang menyelaputi rongga dada yang bersebelahan dengan tulang rusuk
disebut pleura luar (pleura parietalis). Paru-paru tersusun oleh bronkiolus,
alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh darah. Bronkiolus tidak mempunyai
tulang rawan, tetapi rongga bronkus masih bersilia dan di bagian ujungnya mempunyai epitelium berbentuk kubus bersilia.
Setiap bronkiolus terminalis bercabang-cabang lagi menjadi bronkiolus
respirasi, kemudian menjadi duktus alveolaris. Pada dinding duktus alveolaris mangandung gelembung-gelembung
yang disebut alveolus.
Dinding alveolus mengandung kapiler
darah. Oksigen yang terdapat di dalam alveolus berdifusi menembus dinding
alveolus, mengelilingi alveolus
B.
Mekanisme Pernafasan Manusia.
Proses pernapasan pada manusia dapat
dibedakan menjadi inspirasi dan ekspirasi. Inspirasi adalah pemasukan
udara luar ke paru-paru atau bisa disebut menghirup napas. Ekspirasi adalah
pengeluaran udara dari paru-paru ke lingkungan luar atau disebut menghembuskan
nafas.
Pernafasan pada
manusia dapat digolongkan menjadi 2, yaitu:
1. Pernafasan dada
Pada pernafasan dada, otot yang berperan penting adalah otot antar tulang rusuk. Otot tulang rusuk dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu: a) otot tulang rusuk
luar yang berperan dalam mengangkat tulang-tulang
rusuk, dan b) tulang rusuk dalam yang berfungsi menurunkan atau mengembalikan tulang rusuk ke posisi
semula. Bila otot antar tulang rusuk luar berkontraksi, maka tulang rusuk akan
terangkat sehingga volume dada bertambah besar. Bertambah besarnya volume dada, menyebabkan tekanan dalam
rongga dada lebih kecil daripada tekanan rongga dada luar. Karena tekanan udara kecil pada rongga dada menyebabkan aliran udara mengalir dari luar tubuh
dan masuk ke dalam tubuh, proses ini disebut proses ’inspirasi’.
Pada proses ekspirasi terjadi apabila kontraksi dari otot antar tulang rusuk bagian dalam kembali relaksasi, sehingga tulang rusuk kembali ke posisi semula dan menyebabkan tekanan udara di dalam tubuh meningkat.
Sehingga udara dalam paru-paru tertekan dalam rongga dada, dan aliran udara
terdorong ke luar tubuh, proses ini disebut ’ekspirasi’.
2. Pernafasan perut
Pada pernafasan ini otot yang berperan aktif adalah otot diafragma dan
otot dinding rongga perut. Bila otot diafragma berkontraksi, posisi diafragma
akan mendatar. Hal itu menyebabkan volume rongga dada bertambah besar sehingga
tekanan udaranya semakin kecil. Penurunan tekanan udara menyebabkan
mengembangnya paru-paru, sehingga udara mengalir masuk ke paru- paru (inspirasi).
Pernapasan adalah suatu proses yang
terjadi secara otomatis walau dalam keadaan tertidur sekalipun karma sistem
pernapasan dipengaruhi oleh susunan saraf otonom.
Menurut tempat terjadinya pertukaran gas
maka pernapasan dapat dibedakan atas 2 jenis, yaitu pernapasan luar dan
pernapasan dalam.
Pernapasan luar adalah pertukaran udara yang
terjadi antara udara dalam alveolus dengan darah dalam kapiler, sedangkan
pernapasan dalam adalah pernapasan yang terjadi antara darah dalam kapiler
dengan sel-sel tubuh.
Masuk keluarnya udara dalam paru-paru
dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara dalam rongga dada dengan tekanan udara
di luar tubuh. Jika tekanan di luar rongga dada lebih besar maka udara akan
masuk. Sebaliknya, apabila tekanan dalam rongga dada lebih besar maka udara
akan keluar.
Sehubungan dengan organ yang terlibat
dalam pemasukkan udara (inspirasi) dan pengeluaran udara (ekspirasi) maka
mekanisme pernapasan dibedakan atas dua macam, yaitu pernapasan dada dan
pernapasan perut. Pernapasan dada dan perut terjadi secara bersamaan.
3. Volume Udara
Pernapasan
Pada pernapasan biasa orang dewasa,
udara yang masuk dan keluar adalag 0,5 liter. Udara sebanyak itu disebut
udara pernapasan atau udara tidal (UT). Setelah kita menarik napas
biasa, kita masih bisa menarik napas sedalam-dalamnya. Udara yang dapat masuk
ke dalam paru-paru disebut udara komplementer (UK). Kemudian setelah
mengeluarkan napas biasa, dan kita menghembuskan napas sekuat-kuatnya. Udara
yang masih dapat kita keluarkan disebut udara suplementer atau udara
cadangan (UC). Udara yang tidak bisa keluar dari paru-paru setelah menghembuskan
napas sekuat-kuatnya disebut udara residu (UR). Jika kita menarik napas
sekuat-kuatnya, volume yang masuk dan keluar kurang lebih 4,8 liter. Volume
udara tersebut disebut kapasitas vital paru-paru (KV). Volume udara yang
tersedia dalam paru-paru sebanyak lebih kurang 5,6 liter disebut sebagai kapasitas
total paru-paru (KT).
4. Frekuensi
Pernapasan
Pada umumnya orang dewasa setiap
menitnya melakukan pernapasan antara 15-18 kali. Cepat atau lambatnya manusia
bernapas dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik dari dalam tubuh atau dari luar
tubuh, yaitu:
a.
Umur
b.
Jenis kelamin
c.
Suhu tubuh
d.
Posisi tubuh
e.
Kegiatan atau aktivitas tubuh
B. Mekanisme
Pertukaran Oksigen (O2) dan Karbon Dioksida (CO2) dari
Alveolus ke Kapiler Darah dan Sebaliknya
Pertukaran gas antara O2 dan CO2 terjadi melalui proses
difusi. Proses tersebut terjadi di alveolus dan di sel jaringan tubuh. Proses
difusi berlangsung sederhana, yaitu hanya dengan gerakan molekul-molekul secara
bebas melalui membran sel dari konsentrasi tinggi atau tekanan tinggi ke
konsentrasi rendah atau tekanan rendah.
Dalam
keadaan biasa, manusia membutuhkan sekitar 300 cc oksigen sehari (24 jam).
Kebutuhan tersebut berbanding lurus dengan volume udara inspirasi dan ekspirasi
biasa, kecuali dalam keadaan tertentu saat konsentrasi oksigen udara inspirasi
berkurang atau karena sebab lain, misalnya konsentrasi hemoglobin darah
berkurang.
Oksigen
yang dibutuhkan berdifusi masuk ke darah dalam kapiler darah yang menyelubungi
alveolus. Selanjutnya, sebagian besar oksigen diikat oleh hemoglobin untuk
diangkut ke sel-sel jaringan tubuh. Hemoglobin yang terdapat dalam butir darah
merah atau eritrosit ini tersusun oleh senyawa hemin atau hematin yang
mengandung unsur besi dan globin yang berupa protein.
Secara
sederhana, pengikatan oksigen oleh hemoglobin dapat diperlihatkan menurut
persamaan reaksi bolak-balik berikut ini :
4Hb + O2 → 4HbO2
Reaksi di atas
dipengaruhi oleh kadar O2, kadar CO2, tekanan O2
(P O2), perbedaan kadar O2 dalam jaringan, dan kadar O2
di udara. Proses difusi oksigen ke dalam arteri demikian juga difusi CO2
dari arteri dipengaruhi oleh tekanan O2 dalam udara inspirasi.
Tekanan seluruh udara
lingkungan sekitar 1 atmosfir atau 760 mm Hg, sedangkan tekanan O2 di
lingkungan sekitar 160 mm Hg. Tekanan oksigen di lingkungan lebih tinggi dari
pada tekanan oksigen dalam alveolus paru-paru dan arteri yang hanya 104 mm Hg.
Oleh karena itu oksigen dapat masuk ke paru-paru secara difusi.
Dari
paru-paru, O2 akan mengalir lewat vena pulmonalis yang tekanan O2
nya 104 mm; menuju ke jantung. Dari jantung O2 mengalir lewat arteri
sistemik yang tekanan O2 nya 104 mm hg menuju ke jaringan tubuh yang
tekanan O2 nya 0 - 40 mm hg. Di jaringan, O2 ini akan
dipergunakan. Dari jaringan CO2 akan mengalir lewat vena sistemik ke
jantung. Tekanan CO2 di jaringan di atas 45 mm hg, lebih tinggi
dibandingkan vena sistemik yang hanya 45 mm Hg. Dari jantung, CO2
mengalir lewat arteri pulmonalis yang tekanan O2 nya sama yaitu 45
mm hg. Dari arteri pulmonalis CO2 masuk ke paru-paru lalu dilepaskan
ke udara bebas.
Berapa
minimal darah yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan oksigen pada jaringan?
Setiap 100 mm3 darah dengan tekanan oksigen 100 mmHg dapat
mengangkut 19 cc oksigen. Bila tekanan oksigen hanya 40 mm Hg maka hanya ada
sekitar 12 cc oksigen yang bertahan dalam darah vena. Dengan demikian kemampuan
hemoglobin untuk mengikat oksigen adalah 7 cc per 100 mm3 darah.
Pengangkutan sekitar 200 mm3
C02 keluar tubuh umumnya berlangsung menurut reaksi kimia berikut:
CO2 + H2O = (karbonat anhidrase) H2CO3
Tiap liter darah hanya dapat melarutkan 4,3 cc CO2 sehingga mempengaruhi pH darah menjadi 4,5 karena terbentuknya asam karbonat.
CO2 + H2O = (karbonat anhidrase) H2CO3
Tiap liter darah hanya dapat melarutkan 4,3 cc CO2 sehingga mempengaruhi pH darah menjadi 4,5 karena terbentuknya asam karbonat.
Gangguan terhadap
pengangkutan CO2 dapat mengakibatkan munculnya gejala asidosis
karena turunnya kadar basa dalam darah. Hal tersebut dapat disebabkan karena
keadaan Pneumoni. Sebaliknya apabila terjadi akumulasi garam basa dalam darah
maka muncul gejala alkalosis.
Oleh karena itu, berdasarkan
proses terjadinya pernapasan, manusia mempunyai dua tahap mekanisme pertukaran
gas. Pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida yang dimaksud yakni mekanisme
pernapasan eksternal dan internal.
1. Pernafasan Eksternal
Ketika kita menghirup
udara dari lingkungan luar, udara tersebut akan masuk ke dalam paru-paru. Udara
masuk yang mengandung oksigen tersebut akan diikat darah lewat difusi. Pada
saat yang sama, darah yang mengandung karbondioksida akan dilepaskan. Proses
pertukaran oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2) antara
udara dan darah dalam paru-paru dinamakan pernapasan eksternal.
Saat sel darah merah
(eritrosit) masuk ke dalam kapiler paru-paru, sebagian besar CO2
yang diangkut berbentuk ion bikarbonat (HCO3-) . Dengan
bantuan enzim karbonat anhidrase, karbondioksida (CO2) air (H2O)
yang tinggal sedikit dalam darah akan segera berdifusi keluar.
Seketika
itu juga, hemoglobin tereduksi (yang disimbolkan Hb) melepaskan ion-ion
hidrogen (H+) sehingga hemoglobin (Hb)-nya juga ikut terlepas.
Kemudian, hemoglobin akan berikatan dengan oksigen (O2) menjadi
oksihemoglobin (disingkat HbO2).
Proses
difusi dapat terjadi pada paru-paru (alveolus), karena adaperbedaan tekanan
parsial antara udara dan darah dalam alveolus. Tekanan parsial membuat konsentrasi
oksigen dan karbondioksida pada darah dan udara berbeda.
Tekanan parsial oksigen
yang kita hirup akan lebih besar dibandingkan tekanan parsial oksigen pada
alveolus paru-paru. Dengan kata lain, konsentrasi oksigen pada udara lebih
tinggi daripada konsentrasi oksigen pada darah. Oleh karena itu, oksigen dari
udara akan berdifusi menuju darah pada alveolus paru-paru.
Sementara itu, tekanan
parsial karbondioksida dalam darah lebih besar dibandingkan tekanan parsial
karbondioksida pada udara. Sehingga, konsentrasi karbondioksida pada darah akan
lebih kecil di bandingkan konsentrasi karbondioksida pada udara. Akibatnya,
karbondioksida pada darah berdifusi menuju udara dan akan dibawa keluar tubuh
lewat hidung.
2. Pernafasan Internal
Berbeda dengan pernapasan
eksternal, proses terjadinya pertukaran gas pada pernapasan internal
berlangsung di dalam jaringan tubuh. Proses pertukaran oksigen dalam darah dan
karbondioksida tersebut berlangsung dalam respirasi seluler.
Setelah oksihemoglobin
(HbO2) dalam paru-paru terbentuk, oksigen akan lepas, dan
selanjutnya menuju cairan jaringan tubuh. Oksigen tersebut akan digunakan dalam
proses metabolisme sel. .
Proses masuknya oksigen
ke dalam cairan jaringan tubuh juga melalui proses difusi. Proses difusi ini
terjadi karena adanya perbedaan tekanan parsial oksigen dan karbondioksida
antara darah dan cairan jaringan. Tekanan parsial oksigen dalam cairan jaringan,
lebih rendah dibandingkan oksigen yang berada dalam darah. Artinya konsentrasi
oksigen dalam cairan jaringan lebih rendah. Oleh karena itu, oksigen dalam
darah mengalir menuju cairan jaringan. Sementara itu, tekanan karbondioksida
pada darah lebih rendah daripada cairan jaringan. Akibatnya, karbondioksida
yang terkandung dalam sel-sel tubuh berdifusi ke dalam darah. Karbondioksida
yang diangkut oleh darah, sebagian kecilnya akan berikatan bersama hemoglobin
membentuk karboksi hemoglobin (HbCO2).
Namun, sebagian besar CO2
tersebut masuk ke dalam plasma darah dan bergabung dengan air (H2O)
menjadi asam karbonat (H2CO3). Oleh enzim anhidrase, H2CO3
akan segera terurai menjadi dua ion, yakni ion hidrogen (H+) dan ion
bikarbonat (HCO3-)
CO2 yang diangkut
darah ini tidak semuanya dibebaskan ke luar tubuh oleh paru-paru, akan tetapi
hanya 10%-nya saja. Sisanya yang berupa ion-ion bikarbonat yang tetap berada
dalam darah. Ion-ion bikarbonat di dalam darah berfungsi sebagai buffer atau
larutan penyangga. Lebih tepatnya, ion tersebut berperan penting dalam menjaga
stabilitas pH (derajat keasaman) darah.
Pertukaran
O2 dan CO2 dari Alveolus ke Kapiler Darah
Oksigen masuk ke dalam tubuh melalui inspirasi dari
rongga hidung sampai alveolus. Di alveolus O2 mengalami difusi ke
kapiler arteri pori-pori. Masuknya oksigen dari luar (lingkungan) menyebabkan
tekanan parsial oksigen (P02) di alveolus Iebih tinggi dibandingkan
dengan P02 di kapiler arteri paru-paru. Karena proses difusi selalu
terjadi dari daerah yang bertekanan parsial tinggi ke daerah yang bertekanan
parsial rendah, oksigen akan bergerak dari alveolus menuju kapiler arteri
paru-paru.
Pertukaran gas O2
dan karbon dioksida terjadi di alveolus. O2 dari Alveolus dibawa ke kapiler darah dan berdifusi
dalam darah. Di dalam sel-sel darah merah, O2 berikatan dengan Hemoglobin (Hb) membentuk
oksihemoglobin (HbO2) yang selanjutnya akan beredar dalam darah
menuju seluruh tubuh. Begitu mencapai sel-sel tubuh, O2
dilepaskan sehingga HbO2 kembali menjadi Hb.
Dari sekitar 300 liter O2 yang masuk ke dalam tubuh selama sehari semalam,
hanya sekitar 2 - 3% yang dapat larut dalam plasma darah. Sebagian besar O2 akan diangkut oleh
Hemoglobin dalam sel darah merah. Hemoglobin merupakan zat warna merah darah
atau zat pigmen respirasi yang tersusun atas senyaw hemin atau hematin
(mengandung unsur Fe) dan globin (suatu protein).
2. Pertukaran O2 dan CO2 dari Kapiler Darah ke Alveolus
Pada
waktu darah mengalir ke paru-paru, hemoglobin mengikat O2 sampai jenuh. Oksihemoglobin akan melepaskan oksigen
lebih banyak pada lingkungan asam. Apabila lebih banyak O2 yang digunakan, lebih banyak pula CO2 yang terbentuk dan
diambil oleh darah. CO2
yang diambil akan bereaksi dengan air membentuk asam karbonat (H2CO2)
yang berakibat darah bersifat asam.
Dalam
kondisi normal tubuh menghasilkan sekitar 200 cc CO2 dan setiap liter darah hanya dapat melarutkan 4,3
cc CO2. Hal tersebut
menyebabkan terbentuknya asam karbonat dan pH darah menjadi asam (4,5). Dengan
adanya ion Na+ dan K+, keasaman darah dapat dinetralkan.
Pengangkutan
CO2 dari jaringan
dengan pengubahan dari CO2
menjadi asam karbonat atau sebaliknya dipercepat oleh enzim karbonat anhidrase.
Apabila
ion H+ tetap tinggal di dalam darah akan berakibat darah bersifat
asam. Oleh karena itu, ion H+ dinetralkan dengan ion K+.
Setelah itu aliran darah kembali ke paru-paru dan melepaskan CO2.
Hal itu dapat mengurai konsentrasi CO2 dan asam karbonat. Kemudian
asam karbonat diuraikan menjadi air dan CO2. Darah melepaskan
sekitar 10% CO2 saat darah mengalir ke paru-paru dan sisanya yaitu
sekitar 90% tetap tertahan dalam bentuk bikarbonat (HCO3-)
yang bertindak sebagai buffer (penyangga) darah yang penting untuk menjaga agar
pH darah tetap.
Pengangkutan CO2
di dalam darah dapat dilakukan dengan tiga cara berikut.
a.
Sekitar
60–70% CO2 diangkut dalam bentuk ion bikarbonat (HCO3–)
oleh plasma darah, setelah asam karbonat yang terbentuk dalam darah terurai
menjadi ion hidrogen (H+) dan ion bikarbonat (HCO3). Ion
H+ bersifat racun, oleh sebab itu ion ini segera diikat Hb,
sedangkan ion HCO3– meninggalkan eritrosit masuk ke plasma darah.
Kedudukan ion HCO3– dalam eritrosit diganti oleh ion klorit.
Persamaan reaksinya sebagai berikut.
H2O
+ CO2 => H2CO3 => (H+) + (HCO3–)
b.
Lebih
kurang 25% CO2 diikat oleh hemoglobin membentuk karboksihemoglobin.
Secara sederhana, reaksi CO2 dengan Hb ditulis sebagai berikut.
CO2 + Hb => HbCO2
Karboksihemoglobin disebut juga karbominohemoglobin karena bagian dari hemoblogin yang mengikat CO2 adalah gugus asam amino.
Reaksinya sebagai berikut.
CO2 + RNH2 => RNHCOOH
CO2 + Hb => HbCO2
Karboksihemoglobin disebut juga karbominohemoglobin karena bagian dari hemoblogin yang mengikat CO2 adalah gugus asam amino.
Reaksinya sebagai berikut.
CO2 + RNH2 => RNHCOOH
Sekitar 6–10% CO2 diangkut
plasma darah dalam bentuk senyawa asam karbonat (H2CO3).
Tidak semua CO2 yang diangkut darah melalui paru-paru dibebaskan ke udara bebas. Darah yang melewati paru-paru hanya membebaskan 10% CO2. Sisanya sebesar 90% tetap bertahan di dalam darah dalam bentuk ion-ion bikarbonat. Ion-ion bikarbonat dalam darah ini sebagai buffer atau penyangga karena mempunyai peran penting dalam menjaga stabilitas pH darah.
Tidak semua CO2 yang diangkut darah melalui paru-paru dibebaskan ke udara bebas. Darah yang melewati paru-paru hanya membebaskan 10% CO2. Sisanya sebesar 90% tetap bertahan di dalam darah dalam bentuk ion-ion bikarbonat. Ion-ion bikarbonat dalam darah ini sebagai buffer atau penyangga karena mempunyai peran penting dalam menjaga stabilitas pH darah.
Apabila terjadi gangguan pengangkutan CO2 dalam darah, kadar asam karbonat (H2CO3) akan meningkat sehingga akan menyebabkan turunnya kadar alkali darah yang berperan sebagai larutan buffer. Hal ini akan menyebabkan terjadinya gangguan fisiologis yang disebut asidosis.
Karbon
dioksida yang dibentuk melalui respirasi sel diangkut menuju paru-paru. Setelah
sampai di alveolus, karbon dioksida berdifusi dari kapiler ke alveolus. Dapi
alveolus, karbon dioksida dikeluarkan melalui saluran pernafasan saat
menghembuskan nafas, dan akan keluar melalui hidung.
1. Asma
Asma ditandai dengan kontraksi yang kaku dari bronkiolus
yang menyebabkan kesukaran bernapas. Asma biasanya disebabkan oleh
hipersensitivas bronkiolus (disebut asma bronkiale) terhadap benda-benda asing
di udara. penyebab penyakit ini juga dapat terjadi dikarenakan faktor psikis
dan penyakit menurun.
2. Tuberkulosis (TBC)
Tuberkulosis merupakan penyakit
spesifik yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosae.
Bakteri ini dapat menyerang semua organ tubuh, tetapi yang paling sering adalah
paru-paru dan tulang. Penyakit ini menyebabkan proses difusi oksigen yang terganggu
karena adanya bintik-bintik kecil pada dinding alveolus. Keadaan ini
menyebabkan :
a.
Peningkatan kerja sebagian otot
pernapasan yang berfungsi untuk
pertukaran udara paru-paru
b.
Mengurangi kapasitas vital dan
kapasitas pernapasan
c.
Mengurangi luas permukaan membran
pernapasan, yang akan meningkatkan ketebalan membran pernapasan sehingga
menimbulkan penurunan kapasitas difusi paru-paru
3. Faringitis
Faringitis merupakan peradangan pada
faring sehingga timbul rasa nyeri pada waktu menelan makanan ataupun
kerongkongan terasa kering. Gangguan ini disebabkan oleh infeksi bakteri atau
virus dan dapat juga disebabkan terlalu banyak merokok. Bakteri yang biasa
menyerang penyakit ini adalah Streptococcus pharyngitis.
4. Bronkitis
Penyakit bronkitis karena peradangan pada bronkus (saluran
yang membawa udara menuju paru-paru). Penyebabnya bisa karena infeksi kuman,
bakteri atau virus. Penyebab lainnya adalah asap rokok, debu, atau polutan udara.
5. Pneumonia
Pneumonia adalah peradangan
paru-paru dimana alveolus biasanya terinfeksi oleh cairan dan eritrosit
berlebihan. Infeksi disebarkan oleh bakteri dari satu alveolus ke alveolus lain
hingga dapat meluas ke seluruh lobus bahkan seluruh paru-paru. Umumnya
disebabkan oleh bakteri streptokokus (Streptococcus), Diplococcus
pneumoniae, dan bakteri Mycoplasma pneumoniae.
6. Emfisema Paru-paru
Emfisema disebabkan oleh
hilangnya elastisitas alveolus. Alveolus sendiri adalah gelembung-gelembung
yang terdapat dalam paru-paru. Pada penderita emfisema, volume paru-paru lebih
besar dibandingkan dengan orang yang sehat karena karbondioksida yang
seharusnya dikeluarkan dari paru-paru terperangkap di dalamnya. Asap rokok dan
kekurangan enzim alfa-1-antitripsin adalah penyebab kehilangan elastisitas pada
paru-paru ini.
7. Dipteri
Dipteri merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh
bakteri Corynebacterium diphterial yang dapat menimbulkan penyumbatan
pada rongga faring (faringitis) maupun laring (laringitis) oleh lendir yang
dihasilkan oleh bakteri tersebut.
8. Asfiksi
Asfiksi adalah gangguan dalam
pengangkutan oksigen ke jaringan yang disebabkan terganggunya fungsi paru-paru,
pembuluh darah, ataupun jaringan tubuh. Misalnya alveolus yang terisi air
karena seseorang tenggelam. Gangguan yang lain adalah keracunan karbon
monoksida yang disebabkan oleh hemoglobin lebih mengikat karbon monoksida
sehingga pengangkutan oksigen dalam darah berkurang.
gang
9. Kanker Paru-paru
Penyakit ini merupakan
pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali di dalam jaringan paru-paru.
Kanker ini mempengaruhi pertukaran gas di paru-paru dan menjalar ke seluruh
bagian tubuh. Merokok merupakan penyebab utama dari sekitar 90% kasus kanker
paru-paru pada pria dan sekitar 70% kasus pada wanita. Semakin banyak rokok
yang dihisap, semakin besar resiko untuk menderita kanker paru-paru.
Tetapi tidak menutup kemungkinan perokok pasif pun
mengalami penyakit ini. Penyebab lain yang memicu penyakit ini adalah penderita
menghirup debu asbes, kromium, produk petroleum, dan radiasi ionisasi.
10.
Anthrakosis ,
yaitu kelainan pada alat pernapasan yang disebabkan oleh
masuknya debu tambang. Jika yang masuk debu silikat, disebut silicosis.
11.
Pleuritis ,
yaitu peradangan selaput (pleura)
karena pleura mengalami penambahan cairan intrapleura, akibatnya timbul rasa
nyeri saat bernapas.
12. Penyempitan
atau penyumbatan saluran napas ,
Kelainan
pada pernapasan ini disebabkan oleh pembengkakan kelenjar limfa, misalnya polip
(di hidung) dan amandel (di tekak), yang menyebabkan penyempitan saluran
pernapasan sehingga menimbulkan kesan wajah bodoh dan sering disebut wajah adenoid. Penyempitan ini dapat
pula terjadi karena saluran pernapasannya yang menyempit akibat alergi,
misalnya pada asma bronkial
1 komentar :
MOHEGAN casino, hotel & spa - JTM Hub
MOHEGAN CASINO in 천안 출장샵 Uncasville, Connecticut, features 강원도 출장안마 a casino, restaurants, 고양 출장샵 nightlife, 안성 출장샵 and gaming 부산광역 출장샵 options. Guests enjoy complimentary breakfast, dinner, and nightlife.
Posting Komentar