Hari ini, air mata
ku kembali menetes. Entah karena apa, aku pun tak pernah mengerti, di setiap
kesendirian ku di dalam menungan ku, selalu saja air mata ini menetes dan
menetes, seakan mengisyaratkan akan lelahnya aku dalam kepenatan kehidupan ini.
Bukan aku tak mensyukuri nikmat-Nya, tapi rasa ini ada tanpa aku rekayasa. Aku
ingin merasakan apa itu bahagia yang sebenarnya, bukan hanya harap yang hinggap
sekejap lalu memutuskan semua asa yang selama ini aku rasa. Asa yang telah jauh
hari kurajut berharap akan menjadi sutra yang begitu lembut, sutra yang akan
menghangat kan hatiku yang telah lama beku, aku hanyalah layaknya aktris papan
atas yang memainkan peran dan sandiwaranya di depan para pemirsa dilayar kaca,
yang memeberikan senyuman dan gurauan terbaikku, mengajarkan ketegaran pada
setiap penggemarnya, yang itu semua sebenarnya hanyalah sebuah kebohongan dan
kepalsuan yang ku lakukan untuk menutupi semua kelemahan dan kerapuhan ini. Tak
ada seorang pun yang tau saat air mata ini menetes, dan aku pun tak ingin ada
yang tau, aku tak mau meminta apa yang tidak ingin mereka beri, cukuplah aku
dan Sang Pencipta yang tahu bahwa aku sudah begitu lelah, hingga saat ini aku
berdiri taka da seorang pun yang bilan bersedia menawarkan perannya sebagai
sahabat kepadaku yang orang-orang bilang mendukung dan menerima kita dalam
keadaaan apapun, membangunkan kita saat kita jauh terlelap dalam mimpi yang
seakan begitu inidah kita alami.
Hari ini, air mata
ku kembali menetes, untuk semua hal yang tak aku tahu dalam kehidupan ini. Aku
sadar betapa lemahnya aku, betapa tak berdayanya aku, begitu rapuhnya aku di
hadapan-Mu Ya Rabbi…. Sampai kapan aku hidup dalam kepura-puraan ini. Pura-pura
bahagia, pura-pura tegar, pura-pura kuat, pura-pura tanpa masalah, dan
pura-pura yakin dengan diri ini, di atas kelemahan dan ketidakberdayaan yang
sebenarnya itu aku. Jika aku harus lari haruskah aku tinggalkan semua tanggung
jawab dan kewajiban ini, haruskah aku kecewakan dua insan yang telah
mengorbankan nyawanya hanya untuk mempertahankan kehidupanku hingga saat ini.
Tapi jika aku harus tetap bertahan, haruskah aku bohongi diriku sendiri dan
berkata kuat. Hanya nurani ini yang tak sanggup lagi mengingkari bahwa aku
begitu lelah. Sampai kapan aka nada orang yang mengerti dan menerima aku dengan
segala ketidakberdayaanku. Jika aku boleh jujur Ya Rabb, jujur ku katakana
kepada-Mu aku ingin pergi jauh dari tempat ini, tempat aku berdiri saat ini, akan
ku mulai hidup baruku dengan orang yang memang sama sekali tak mengenalku,
karena mungkin dengan begitu, mereka menerimaku ataupun menolakku sebagai aku
tanpa ada factor lain di belakangku.
Aku ingin
berpindah dari sini, dari tempatku berdiri saat ini, dan ku katakan aku bosan
dengan semua sandiwara ini. LLLLLLLLLLLLLL!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Risha
0 komentar :
Posting Komentar