“Pencemaran Lingkungan oleh Limbah Minyak dan Mekanisme
Mnegatasinya”
Limbah minyak adalah buangan yang berasal dari
hasil eksplorasi produksi minyak, pemeliharaan fasilitas produksi, fasilitas
penyimpanan, pemrosesan, dan tangki penyimpanan minyak pada kapal laut. Limbah
minyak bersifat mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun,
menyebabkan infeksi, dan bersifat korosif. Limbah minyak merupakan bahan
berbahaya dan beracun (B3), karena sifatnya, konsentrasi maupun jumlahnya dapat
mencemarkan dan membahayakan lingkungan hidup, serta kelangsungan hidup manusia
dan mahluk hidup lainnya.
Proses transformasi oil spill di laut yaitu
ketika oil spill terjadi di lingkungan laut, minyak akan mengalami serangkaian
perubahan/pelapukan (weathering) atas sifat fisik dan kimiawi. Sebagian
perubahan tersebut mengarah pada hilangnya beberapa fraksi minyak dari
permukaan laut, sementara perubahan lainnya berlangung dengan masih terdapatnya
bagian material minyak di permukaan laut. Meskipun minyak yang tumpah pada
akhirnya akan terurai/terasimilisi oleh lingkungan laut, namun waktu yang
dibutuhkan untuk itu tergantung pada karakteristik awal fisik dan kimiawi
minyak dan proses peluruhan (weathering) minyak secara alamiah.
Weathering atau pelapukan minyak adalah proses
penghamburan minyak yang tumpah hasil dari sejumlah proses kimia dan fisik yang
mengubah komposisi. Minyak akan mengalami pelapukan dalam cara-cara yang
berbeda. Beberapa prosesnya, seperti pada pendispersian alami minyak ke dalam
air, mengakibatkan bagian dari minyak meninggalkan permukaan air laut, dan
sisanya, seperti pada proses evaporasi atau formasi air pada emulsi minyak,
mengakibatkan minyak yang tersisa pada permukaan dan tinggal dalam waktu lama
(persisten).
Meskipun minyak yang tumpah pada akhirnya akan
terurai/terasimilisi oleh lingkungan laut, namun waktu yang dibutuhkan untuk
itu tergantung pada karakteristik awal fisik dan kimiawi minyak dan proses
peluruhan (weathering) minyak secara alamiah.
Beberapa faktor utama yang mempengaruhi perubahan sifat minyak
adalah:
a. Karaterisik fisika
minyak, khususnya gravitasi spesifik, viskositas dan rentang didih;
b. Komposisi dan
karakteristik kimiawi minyak;
c. Kondisi meteorologi
(sinar matahari (fotooksidasi), kondisi oseanograpi dan temperatur udara); dan
d. Karakteristik air laut
(pH, gravitasi spesifik, arus, temperatur, keberadaan bakteri, nutrien, dan
oksigen terlaut serta padatan tersuspensi).
Akibat yang ditimbulkan dari terjadinya pencemaran minyak
bumi di laut adalah:
- Rusaknya
estetika pantai akibat bau dari material minyak. Residu berwarna gelap
yang terdampar di pantai akan menutupi batuan, pasir, tumbuhan dan hewan.
Gumpalan tar yang terbentuk dalam proses pelapukan minyak akan
hanyut dan terdampar di pantai.
- Kerusakan
biologis, bisa merupakan efek letal dan efek subletal. Efek letal yaitu
reaksi yang terjadi saat zat-zat fisika dan kimia mengganggu proses sel
ataupun subsel pada makhluk hidup hingga kemungkinan terjadinya kematian.
Efek subletal yaitu mepengaruhi kerusakan fisiologis dan perilaku namun
tidak mengakibatkan kematian secara langsung. Terumbu karang akan mengalami efek letal dan subletal dimana
pemulihannya memakan waktu lama dikarenakan kompleksitas dari
komunitasnya.
- Pertumbuhan
fitoplankton laut akan terhambat akibat keberadaan senyawa
beracun dalam komponen minyak bumi, juga senyawa beracun yang terbentuk
dari proses biodegradasi. Jika jumlah pitoplankton menurun, maka populasi ikan, udang, dan kerang juga akan menurun. Padahal hewan-hewan tersebut
dibutuhkan manusia karena memiliki nilai ekonomi dan kandungan protein yang tinggi.
- Penurunan
populasi alga dan protozoa akibat kontak dengan racun slick (lapisan minyak di permukaan
air). Selain itu, terjadi kematian burung-burung laut. Hal ini dikarenakan
slick membuat permukaan laut lebih tenang dan menarik burung untuk
hinggap di atasnya ataupun menyelam mencari makanan. Saat kontak dengan
minyak, terjadi peresapan minyak ke dalam bulu dan merusak sistem
kekedapan air dan isolasi, sehingga burung akan kedinginan yang pada
akhirnya mati.
Untuk itu, diperlukan beberapa mekanisme dalam pengolahan limbah
minyak yang tertumpah di laut. Beberapa di antaranya yaitu mekanisme pengolahan
secara fisika, kimia, dan biologi yang masing masing memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing. Berikut dibahas lebih jelas mengenai masing-masing
mekanisme pengolahan tersebut.
1.
Pengolahan Fisika
Ø Langkah pertama yang
harus dilakukan dalam penangannan tumpahan minyak (oil spill) di laut adalah
dengan cara melokalisasi tumpahan minyak menggunakan pelampung pembatas (oil
booms), yang kemudian akan ditransfer dengan perangkat pemompa (oil skimmers)
ke sebuah fasilitas penerima "reservoar" baik dalam bentuk tangki
ataupun balon. Langkah penanggulangan ini akan sangat efektif apabila dilakukan
di perairan yang memiliki hidrodinamika air yang rendah (arus, pasang-surut,
ombak, dll) dan cuaca yang tidak ekstrem.
Perinsip Pemisahan Minyak Secara gravitasi Kecepatan
Pengapungan Butiran Minyak ( rising velocity of oil droplets) :
v =
dimana :
r = berat jenis air
r’ = berat jenis minyak
g = percepatan gravitasi
h = viskositas dinamik minyak ( 10-1Pa.s dalam
poise)
d = diameter butiran minyak
Dari Rumus di atas dapat dilihat bahwa kecepatan
pengapungan, v adalah fungsi darl kuadrat dari diameter butiran, d dan
perbedaan berat jenis air dan minyak ( r – r’ ).Data yang perlu diketahui untuk
perencanaan unit pemisah minyak :
1.
Temperatur air dan
viscositas dinamik air limbah.
2.
Berat jenis air dan minyak
3.
Ukuran distribusi butiran
minyak dalam air
Ø Screening, merupakan
perlakuan awal dari limbah berdasarkan ukuran partikel dan biasanya mendahului
proses sebelum melangkah ke treatment selanjutnya. Penyaringan (screening)
merupakan cara yang efisien dan murah untuk menyisihkan bahan tersuspensi yang
berukuran besar. Bahan tersuspensi yang mudah mengendap dapat disisihkan secara
mudah dengan proses pengendapan. Parameter desain yang utama untuk proses
pengendapan ini adalah kecepatan mengendap partikel dan waktu detensi hidrolis
di dalam bak pengendap.
Ø Kelebihan Mekanisme ini : Pada cara penyaringan (screening)
merupakan cara yang efisien dan murah untuk menyisihkan bahan tersuspensi yang
berukuran besar
Ø Kekurangan
Mekanisme ini
:
Upaya mekanis yang melalui 2
tahap terhitung sulit dan mahal meskipun disebut sebagai pemecahan ideal
terutama untuk mereduksi minyak pada area sensitif, seperti pantai dan daerah
yang sulit dibersihkan dan pada jam-jam awal tumpahan. Sayangnya, keberadaan
angin, arus dan gelombang mengakibatkan cara ini menemui banyak kendala.
2.
Pengolahan Kimia
Ø Menggunakan sorbent yang bisa menyisihkan
minyak melalui mekanisme adsorpsi (penempelan minyak pada permukaan sorbent)
dan absorpsi (penyerapan minyak ke dalam sorbent). Sorbent ini berfungsi
mengubah fasa minyak dari cair menjadi padat sehingga mudah dikumpulkan dan
disisihkan. Sorbent harus memiliki karakteristik hidrofobik,oleofobik dan mudah
disebarkan di permukaan minyak, diambil kembali dan digunakan ulang. Ada 3
jenis sorbent yaitu organik alami (kapas, jerami, rumput kering, serbuk
gergaji), anorganik alami (lempung, vermiculite, pasir) dan sintetis (busa
poliuretan, polietilen, polipropilen dan serat nilon)
Ø Dispersan kimiawi yaitu
dengan memecah lapisan minyak menjadi tetesan kecil (droplet) sehingga mengurangi
kemungkinan terperangkapnya hewan ke dalam tumpahan. Dispersan kimiawi adalah
bahan kimia dengan zat aktif yang disebut surfaktan (berasal dari kata :
surfactants = surface-active agents atau zat aktif permukaan).
Ø Kelebihan mekanisme ini :
Pada dasarnya kita dapat memperoleh
efisiensi tinggi dengan pengolahan secara kimia.
Ø Kekurangan
mekanisme ini
: Memerlukan biaya pengolahan yang
mahal karena memerlukan bahan kimia.
3.
Pengolahan Biologi
Bioremediasi
yaitu mempercepat proses yang terjadi secara alami, misalkan dengan menambahkan
nutrien, sehingga terjadi konversi sejumlah komponen menjadi produk yang kurang
berbahaya seperti CO2 , air dan biomass. Selain memiliki dampak lingkunga
kecil, cara ini bisa mengurangi dampak tumpahan secara signifikan. Sayangnya, cara ini hanya bisa diterapkan
pada pantai jenis tertentu, seperti pantai berpasir dan berkerikil, dan tidak
efektif untuk diterapkan di lautan.
Ø Kelebihan Mekanisme ini
: - Pengolahan
limbah secara biologi merupakan alternatif yang efektif dari segi biaya dan
aman bagi lingkungan.
-
pengolahan
secara biologi dipandang sebagai pengolahan yang paling murah dan efisien.
Dalam beberapa dasawarsa telah berkembang berbagai metode pengolahan biologi
dengan segala modifikasinya.
-
bioremediasi
memiliki dampak
-
lingkungan
kecil, cara ini bisa mengurangi dampak tumpahan secara signifikan
Ø Kekurangan Mekanisme
ini : Cara
bioremediasi hanya diterapkan pada pantai jenis tertentu, seperti pantai
berpasir dan berkerikil, dan tidak efektif untuk diterapkan di lautan.
0 komentar :
Posting Komentar