Mulutku tak lagi berkedip dan mata ini tak lagi
berucap, mungkin hal itulah yang akan terjadi bila suatu hari nanti aku harus
mendengar dan melihat bahwa kau tak lagi sendiri, saat aku tau kau telah
bersanding dengan bidadari hatimu yang ternyata bukan diriku. Mungkin aku harus
persiapkan pondasi serta membuat benteng besar untuk hati ini karna ledakan
besar yang suatu saat ,kapan pun dia mau akan meluluhlantakan hati ini menjadi
beribu kepingan kecil yang tak lagi bermakna dan tak lagi tersentuh oleh lembutnya
sapamu. Andai aku bisa memutar waktuku, akan ku hindari pertemuan ini, meski
aku bahagia saat ini dapat hadir dan mengisi celah kecil di hati mu, namun aku
harus siap dengan berita lain yang akan ku dengar tentangmu, yang tak pernah ku
tau setelah berita itu bagaimana kelanjutan cerita hati ku.
Tapi aku bukan penulis skenario jalan panjang
ini, aku bukan sutradara yang dapat menghentikan cerita yang tak lagi menarik
perhatian penontonnya, dan aku bukan lenbaga senbsor film yang bisa menentukan
apakah ini layak atau tidak untuk tetap ditayangkan di layar kaca, dan ini
semua bukan sandiwara yang hanya mementingkan unsur fiktif belaka, ini adalah
bukit curam dengan bebatuan terjal yang siap menghancurkan kepingan tulang
tulang tak bertiang ini, ini adalah sungai dengan arus yang begitu deras yang
siap menghanyutkan dan menenggelamkan ku pada muara yang tak bertepi. Apapun
yang terjadi suatu hari nanti aku akan belajar menjadi sekuat batu karang di
dasar lautan dan secerah matahari di angkasa sejak saat ini, sejak ku tulis
cerita hati yang tak pernah bisa ku bagi pada siapapun.
Tak ada keberanian bagi bibir ini untuk ku
ungkapkan apa yang kurasa saat ini, meski ini bukan jaman siti nurbaya lagi
tapi entah apa yang membuat aku begitu tertutup pada dua orang yang sangat
berarti dalam hidupku, meski usia ku tak lagi sebelia dulu untuk mengenal
cinta, meski raga ku tak selemah dulu untuk menjelajahi dunia luar yang
menantiku, tapi entah apa yang membuat mereka belum benar benar yakin bahwa
setidaknya aku telah belajar dan tau baik buruk hidup ini meski sedikit, tapi
setidaknya aku tak ingin menjadi burung dalam sangkar, tapi sekali lagi aku
bukan penulis scenario cerita ini, apa karena aku adalah satu satunya putri
dikeluarga ini, atau memang beginilah takdir seorang wanita, lantas apa arti
emansipasi dari RA. Kartini, entahlah, aku tak dapat berkata apa-apa karna
bagaimanapun mereka adalah dua orang terpenting dalam hidup ku , meski aku
butuh orang lain yang dapat lebih memperhatikan aku karena aku tau kasih sayang mereka bukan hanya untuk aku,
tapi hingga saat ini tak ada satu patah katapun yang dapat aku lontarkan untuk
ku ungkapkan jeritan nurani ini.
Aku ingin mereka tau, aku hanya ingin seorang
teman yang bisa mengerti aku, yang dapat
berbagi cerita dengan ku, tapi entahlah. Aku paham mereka mengkhawatirkan aku,
tapi aku juga ingin mereka mengerti bahwa buah cinta merka telah tumbuh menjadi
seorang gadis. Ya, aku tau apa yang mereka maksud, ini semua demi menjaga
kehormatan aku dan keluarga, akan kujaga apa yang harus ku jaga sampai suatu
hari nanti ada seseorang yang akan menjaga aku.
0 komentar :
Posting Komentar