Selasa, 04 Juni 2013

Minggu, 6 April 2013

Hari ini, air mata ku kembali menetes. Entah karena apa, aku pun tak pernah mengerti, di setiap kesendirian ku di dalam menungan ku, selalu saja air mata ini menetes dan menetes, seakan mengisyaratkan akan lelahnya aku dalam kepenatan kehidupan ini. Bukan aku tak mensyukuri nikmat-Nya, tapi rasa ini ada tanpa aku rekayasa. Aku ingin merasakan apa itu bahagia yang sebenarnya, bukan hanya harap yang hinggap sekejap lalu memutuskan semua asa yang selama ini aku rasa. Asa yang telah jauh hari kurajut berharap akan menjadi sutra yang begitu lembut, sutra yang akan menghangat kan hatiku yang telah lama beku, aku hanyalah layaknya aktris papan atas yang memainkan peran dan sandiwaranya di depan para pemirsa dilayar kaca, yang memeberikan senyuman dan gurauan terbaikku, mengajarkan ketegaran pada setiap penggemarnya, yang itu semua sebenarnya hanyalah sebuah kebohongan dan kepalsuan yang ku lakukan untuk menutupi semua kelemahan dan kerapuhan ini. Tak ada seorang pun yang tau saat air mata ini menetes, dan aku pun tak ingin ada yang tau, aku tak mau meminta apa yang tidak ingin mereka beri, cukuplah aku dan Sang Pencipta yang tahu bahwa aku sudah begitu lelah, hingga saat ini aku berdiri taka da seorang pun yang bilan bersedia menawarkan perannya sebagai sahabat kepadaku yang orang-orang bilang mendukung dan menerima kita dalam keadaaan apapun, membangunkan kita saat kita jauh terlelap dalam mimpi yang seakan begitu inidah kita alami.

Hari ini, air mata ku kembali menetes, untuk semua hal yang tak aku tahu dalam kehidupan ini. Aku sadar betapa lemahnya aku, betapa tak berdayanya aku, begitu rapuhnya aku di hadapan-Mu Ya Rabbi…. Sampai kapan aku hidup dalam kepura-puraan ini. Pura-pura bahagia, pura-pura tegar, pura-pura kuat, pura-pura tanpa masalah, dan pura-pura yakin dengan diri ini, di atas kelemahan dan ketidakberdayaan yang sebenarnya itu aku. Jika aku harus lari haruskah aku tinggalkan semua tanggung jawab dan kewajiban ini, haruskah aku kecewakan dua insan yang telah mengorbankan nyawanya hanya untuk mempertahankan kehidupanku hingga saat ini. Tapi jika aku harus tetap bertahan, haruskah aku bohongi diriku sendiri dan berkata kuat. Hanya nurani ini yang tak sanggup lagi mengingkari bahwa aku begitu lelah. Sampai kapan aka nada orang yang mengerti dan menerima aku dengan segala ketidakberdayaanku. Jika aku boleh jujur Ya Rabb, jujur ku katakana kepada-Mu aku ingin pergi jauh dari tempat ini, tempat aku berdiri saat ini, akan ku mulai hidup baruku dengan orang yang memang sama sekali tak mengenalku, karena mungkin dengan begitu, mereka menerimaku ataupun menolakku sebagai aku tanpa ada factor lain di belakangku.
Aku ingin berpindah dari sini, dari tempatku berdiri saat ini, dan ku katakan aku bosan dengan semua sandiwara ini. LLLLLLLLLLLLLL!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Risha 

0 komentar :

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates