Selasa, 04 Juni 2013

SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA

1.      DARAH
Darah merupakan alat transportasi atau pengangkutan utama pada tubuh kita. Fungsi darah bagi tubuh kita antara lain:
1.                    Mengedarkan sari makanan ke seluruh tubuh yang dilakukan oleh plasma darah.
2.                   Mengangkut sisa oksidasi dari sel tubuh untuk dikeluarkan dari tubuh yang dilakukan oleh plasma darah, CO2 dikeluarkan melalui paru-paru, urea dikeluarkan melalui ginjal.
3.                    Mengedarkan hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar buntu (endokrin) yang dilakukan oleh plasma darah.
4.                   Mengangkut O2 ke seluruh tubuh yang dilakukan oleh sel-sel darah merah.
5.                   Membunuh kuman yang masuk ke dalam tubuh yang dilakukan oleh sel darah putih.
6.                    Menutup luka yang dilakukan oleh keping-keping darah.
7.                   Menjaga kestabilan suhu tubuh. Suhu tubuh manusia tetap, yaitu berkisar antara 36oC sampai 37oC. Suhu tubuh manusia tidak dipengaruhi oleh lingkungan. Darah mampu menjaga suhu tubuh agar tetap stabil. Caranya darah melakukan penyebaran energi panas dalam tubuh secara merata.


1.   Komponen Darah
Darah mempunyai komposisi yang terdiri atas sekitar 55% cairan darah (plasma darah) dan 45% sel-sel darah.

1.      Plasma Darah
Sekitar 91% plasma darah terdiri atas air. Selebihnya adalah zat terlarut yang terdiri atas protein plasma (albumin, protrombin, fibrinogen, dan antibodi), garam mineral, dan zat-zat yang diangkut darah (zat makanan, sisa metabolisme, gas-gas, dan hormon). Fibrinogen merupakan bahan penting untuk pembekuan darah jika terjadi luka.
Plasma darah merupakan cairan darah yang punya warna merah kekuningan. Apabila plasma darah diambil fibrinogennya, maka yang akan tersisa adalah suatu cairan yang berwarna kuning yang biasa dinamakan serum. Di dalam serum inilah, terdapat  suatu zat yaitu zat antibodi.

2.   Sel-sel Darah
Sel-sel darah manusia terdiri atas: 1) sel darah merah (eritrosit), 2) sel darah putih (trombosit), dan 3) sel darah pembeku atau keping darah (trombosit). Dalam sel-sel darah, kandungan leukosit dan trombosit sebanyak 1%, sedangkan eritrosit sebanyak 99%.

1.                    Sel Darah Merah (Eritrosit)
Bentuknya cakram bikonkaf (bulat pipih dan cekung di tengahnya). Tidak berinti, dindingnya elastik, dan fleksibel. Eritrosit mampu bertahan selama 120 hari. Setiap 1mm3 darah, mengandung 4 juta – 6 juta eritrosit. Eritrosit berwarna merah karena mengandung haemoglobin (Hb) yang berfungsi mengikat O2 dan CO2. Eritrosit dibentuk pada sumsum tulang merah yang terdapat dalam tulang pipih dan tulang pendek. Jika eritrosit rusak atau sudah tua, maka akan dirombak dalam limpa. Hb dalam eritrosit akan lepas dan dibawa ke hati untuk dijadikan zat warna empedu. Eritrosit baru akan dibentuk lagi dengan zat besi yang berasal dari Hb yang terlepas tadi.

2.                   Sel Darah Putih (Leukosit)
Memiliki bentuk tidak tetap, mempunyai sebuah nucleus, tidak berwarna (bening) dan dapat bergerak bebas. Ukurannya lebih besar dari eritrosit. Leukosit terdapat di dalam darah manusia dan berjumlah sekitar 6000-9000 butir untuk setiap mikroliter darah manusia. Leukosit berumur sekitar 12 hari. Leukosit keluar dari pembuluh kapiler apabila ditemukan antigen. Proses keluarnya leukosit disebut dengan diapedesis. Leukosit yang berperan melawan penyakit yang masuk ke dalam tubuh disebut antibodi dengan cara memakan kuman-kuman penyakit tersebut (fagositosis).

Leukosit terbagi ke dalam dua kelompok, yaitu granulosit dan agranulosit. Granulosit jika plasmanya bergranuler dan agranulosit jika plasmanya tidak bergranuler.               

Jenis Leukosit
Keterangan
Granulosit
Neutrofil
Netrofil memiliki nukleus yang terdiri dari tiga sampai lima lobus dan memiliki granula merah kebiruan. Sel-sel ini berukuran 8 µm dalam keadaan segar. Netrofil bersifat fagosit dengan cara masuk ke jaringan yang terinfeksi Sebuah sel netrofil dapat memfagositosis 5-20 bakteri sebelum sel netrofil menjadi inaktif dan mati. Netrofil hanya aktif sekitar 6-20 jam.
Basofil

Basofil memiliki nukleus berbentuk S dan granula yang berwarna biru selain itu basofil juga bersifat fagosit. Basofil melepaskan heparin dan histamin ke dalam darah
Heparin adalah mukopolisakarida yang banyak terdapat di dalam hati dan paru-paru. Heparin juga mencegah pembekuan darah
Histamin adalah suatu senyawa yang dibebaskan sebagai reaksi terhadap antigen yang sesuai
Granulosit
Eosinofil

Eosinofil berbentuk hampir sepert bola, berukuran 9 µm dalam keadaan segar. Eosinofil memiliki nukleus yang terdiri dari dua lobus dan memiliki granula berwarna merah serta bersifat fagosit dengan daya fagositosis yang lemah. Eosinofil dianggap dapat mendetoksifikasi toksin yang menyebabkan radang dan berkumpul dalam suatu jaringan yang mengalami alergi. Eosinofil dilepaskan oleh sel basofil atau jaringan yang rusak.
Agranulosit
Monosit
Monosit memiliki satu nukleus besar dan berbentuk bulat telur atau seperti ginjal. Diameter monosit berukuran 9-12 µm. monosit dapat berpindah dari aliran darah ke jaringan. Di dalam jaringan, monosit membesar dan bersifat fagosit menjadi makrofag. Makrofag ini bersama netrofil merupakan leukosit fagosit utama, paling efektif, dan berumur panjang. Monosit juga dapat bergerak cepat.
Limfosit
Limfosit berbentuk seperti bola dengan ukuran diameter 6-8 µm. limfosit dibentuk di sumsum tulang, sedangkan pada janin dibuat di hati. Limfosit berfungsi untuk imunitas dan tidak dapat bergerak. Terdapat dua jenis sel limfosit, yaitu limfosit B dan limfosit T.
Limfosit yang tetap berada di sumsum tulang berkembang menjadi Limfosit B. Limfosit B berperan dalam pembentukan antibody.
Sedangkan limfosit yang berasal dari sumsum tulang dan pindah ke timus berkembang menjadi sel T. Limfosit T mempunyai berbagai fungsi, contohnya Limfosit sitotoksis-T berfungsi menghancurkan sel yang terserang virus.

1.             Trombosit (Keping Darah)
Trombosit berbentuk bulat kecil dengan ukuran diameter 2-4 µm dan tidak mempunyai inti. Trombosit dibentuk dalam sumsum tulang dari megakariosit. Megakarosit merupakan trombosit yang sangat besar dalam sumsum tulang. Trombosit berbentuk seperti tunas pada permukaan megakariosit kemudian melepaskan diri untuk masuk ke dalam darah. Konsentrasi normal trombosit dalam darah adalah antara 150.000 – 350.000 butir/mm3.
Trombosit merupakan struktur yang sangat aktif, waktu paruhnya dalam darah adalah 8-12 hari, setelah itu proses kehidupannya berakhir. Trombosit berperan dalam proses pembekuan darah.

1.      Aorta : Merupakan pembuluh darah yang keluar dari ventrikel kiri dan akan mendistribusikan darah ke seluruh tubuh. Aorta merupakan pembuluh nadi (arteri) yang terbesar.
2.     Arteri Pulmonalis: Merupakan pembuluh darah yang keluar dari ventrikel kanan, bercabang menjadi 2 masing- masing menuju ke paru-paru kanan dan kiri.
3.     Vena pulmonalis : Terdapat 4 vena pulmonalis yang mengalirkan darah masuk ke atrium kiri, 2 vena di kanan dan 2 vena di kiri.
4.     Vena Cava Inferior: Membawa darah yang berasal dari bagian tubuh di bawah jantung ke atrium kanan, vena cava inferior termasuk vena yang berukuran besar
5.     Vena Cava Superior: Membawa darah yang berasal dari bagian tubuh di atas jantung ke atrium kanan, vena cava superior termasuk vena yang berukuran besar.
6.     Sinus Coronarius : Membawa darah yang berasal dari dinding jantung sendiri ( dari arteri coronaria) menuju ke atrium kanan.

Jantung memegang peranan penting dalam menentukan berapa banyak darah yang dipompa dalam satu periode tertentu. Misalnya, pada waktu istirahat jantung berdenyut 70 kali per menit (pada laki-laki dewasa) dengan memompa kira-kira 5 liter darah. Darah yang dipompa keluar jantung diteruskan oleh arteri (pembuluh nadi). Sifat arteri yang elastis menyebabkan arteri ikut berdenyut. Denyut jantung pada saat istirahat berbeda dengan denyut jantung ketika sedang berolahraga atau sedang tidur, disinilah peran jantung dalam menentukan berapa banyak darah yang dipompa dalam satu periode tertentu.

Tekanan  Darah
Tekanan darah biasanya menunjukkan tekanan dalam arteri utama. Tekanan darah ialah tekanan yang diberikan oleh darah yang mengalir terhadap pembuluh darah (arteri, kapiler, vena). Jadi tekanan darah terdapat baik pada arteri, kapiler, maupun vena. Tekanan darah pada saat jantung mengembang dan darah mengalir kedalam jantung disebut diastol. Sebaliknya, tekanan darah saat otot jantung berkontraksi, sehingga jantung mengempis dan darah dipompa keluar dari jantung disebut sistol. Tekanan darah dapat diukur dengan menggunakan tensimeter atau sphygmanometer. Tekanan darah pada orang normal antara 120 mmHg pada sistol dan 80 mmHg pada diastole. Dengan mengetahui tekanan darah seseorang, kita mengetahui kekuatan jantung ketika memompa darah.

1.      Pembuluh Darah
Berdarasarkan fungsinya pembuluh darah dibedakan menjadi arteri, vena dan kapiler. Arteri dan vena terletak bersebelahan. Dinding arteri lebih tebal dari pada dinding vena. Dinding arteri dan vena mempunyai tiga lapisan yaitu lapisan bagian dalam yang terdiri dari endothelium, lapisan tengah yang terdiri atas otot polos dengan serat elastis dan lapisan paling luar yang terdiri atas jaringan ikat ditambah dengan serat elastis. Cabang terkecil dari arteri dan vena disebut kapiler. Pembuluh kapiler memiliki diameter yang sangat kecil dan hanya memiliki satu lapisan tunggal endothelium dan sebuah membran basal.
Perbedaan struktur masing-masing pembuluh darah berhubungan dengan perbedaan fungsional masing-masing pembuluh darah tersebut.

Arteri (Pembuluh Nadi)
Arteri merupakan pembuluh darah yang mengalirkan darah dari jantung ke jaringan.
Dinding arteri tebal, kuat, dan elastis. Lapisan paling dalam pada arteri adalah endothelium yang dikeliligi oleh Tunika intima, Tunika media, dan Tunika adventitia.
Arteri terletak lebih kedalam dari permukaan tubuh. Arteri yang keluar dari ventrikel kiri dan mengalirkan darah yang kaya akan oksigen ke seluruh tubuh adalah aorta.
Percabangan dari aorta adalah arteri. Arteriol adalah pembuluh nadi yang berhubungan dengan kapiler. Pada umumnya arteri megalirkan darah yang kaya akan oksigen, kecuali pada arteri pulmonalis. Arteri pulmonalis merupakan pembuluh nadi yang mengalirkan darah yang kaya akan kerbondioksida dari ventrikel kanan ke paru-paru.

Vena ( Pembuluh Balik)
Vena merupakan pembuluh darah yang mengalirkan darah dari kapiler ke jantung.
Dinding vena tipis dan tidak elastis. Lapisan dalam vena bersifat licin karena dilapisi endothelium yang dikelilingi oleh Tunika intima, Tunika media, dan Tunika adventitia. Vena terletak dekat ke permukaan tubuh. Vena yang mengalirkan darah dari seluruh tubuh ke jantung melalui ventrikel kanan adalah vena cava. Venula adalah vena yang berhubungan dengan kapiler. Pada umumnya vena membawa darah yang kaya akan karbondioksida, kecuali vena pulmonalis. Vena pulmonalis merupakan vena yang mengalirkan darah yang kaya akan oksigen dari paru- paru menuju ke atrium kiri.

Pembuluh Kapiler
Merupakan pembuluh darah kecil dengan diameter 5-20µm. Menghubungkan arteriol dan venula. Dinding kapiler sangat tipis, tidak mempunyai otot halus dan jaringan ikat, serta hanya tersusun oleh selapis endothelium. Di kapiler terjadi pertukaran oksigen dari darah dengan karbondioksida dari jaringan, selain itu kapiler berfungsi untuk pertukaran cairan, makanan, hormon dan bahan lainnya diantara plasma darah dan cairan jaringan.

                Perbedaan  Antara Arteri dan Vena
Faktor Pembeda
Arteri
Vena
Dinding
Tebal dan elastic
Tipis, tidak elastic
Klep
Hanya terdapat pada aorta
Banyak, guna mencegah kembalinya aliran darah
Aliran Darah
Meninggalkan jantung
Menuju jantung
Kandungan Gas
Banyak oksigen, kecuali arteri pulmonalis
Banyak karbondioksida, kecuali vena pulmonalis
Letak
Umumnya lebih kedalam dari permukaan tubuh
Umumnya dekat ke permukaan tubuh/ kulit
Tekanan
Kuat, darah memancar
Lemah, darah menetes

1.   Peredaran Darah
Peredaran darah pada manusia merupakan peredaran darah tertutup karena darah mengalir di dalam pembuluh darah. Selain itu darah beredar melewati jantung dua kali sehingga disebut peredaran darah ganda.

Peredaran darah pada manusia dapat dibagi menjadi dua, yaitu sistem peredaran darah kecil (sistem peredaran darah pulmonalis) dan sistem peredaran darah besar (sisitem peredaran darah sistemik)

Sistem Peredaran Darah Kecil ( Pulmonalis )
Sistem peredaran darah keci disebut juga sistem peredaran darah pulmonalis, karena darah mengalir dari jantung melalui ventrikel kanan menuju ke paru-paru dan kembali menuju jantung melalui atrium kiri.

Secara lengkap sistem peredaran darah kecil dapat dijelaskan sebagai berikut.

Darah dari seluruh tubuh yang kaya akan karbondioksida masuk ke atrium kanan melalui pembuluh vena. Dari atrium kanan darah akan mengalir ke ventrikel kanan melalui katup trikuspidalis. Kemudian ventrikel berkontraksi sehingga katup trikuspidalis tertutup, tetapi memaksa katup pulmonalis yang terletak pada lubang arteri pulmonalis terbuka. Darah masuk ke arteri pulmonalis yang bercabang ke kiri dan ke kanan yang masing-masing menuju paru-paru kiri dan kanan. Arteri pulmonalis ini bercabang menjadi arteriol. Arteriol mengalirkan darah menuju kapiler di paru-paru. Di kapiler paru-paru inilah darah melepaskan karbondioksida dan mengambil oksigen. Kemudian darah masuk ke venula, kemudian ke vena pulmonalis yang membawa darah yang kaya akan
oksigen menuju ke atrium kiri.

Sistem Peredran Darah Besar ( Sisitemik )
Pada sistem perdaran darah besar darah mengalir ke seluruh jaringan tubuh, sehingga disebut juga sistem peredaran darah sistemik. Pada peredaran darah besar darah mengalir dari jantung melalui ventrikel kiri menuju ke seluruh tubuh kecuali paru-paru. Kemudian darah kembali lagi menuju ke jantung melalui atrium kanan.

Secara lengkap sistem peredaran darah besar dapat dijelaskan sebagai berikut. 

Dari atrium kiri darah (kaya oksigen) mengalir ke ventrikel kiri melalui katup bikuspidalis. Kontraksi ventrikel menyebabkan katup aorta membuka. Pada aorta terdapat arteri-arteri yang keluar langsung ke permukaan jantung dan ke seluruh tubuh. Arteri ini menuju ke arteriol-arteriol, yang selajutnya membawa darah yang kaya akan oksigen ke kapiler seluruh tubuh, pada pembuluh kapiler ini terjadi pertukaran, yaitu oksigen dari darah akan berdifusi masuk ke jaringan dan karbondioksida dari jaringan akan berdifusi masuk ke dalam darah, selanjutnya darah akan menuju ke venula dan akhirnya menuju ke vena cava. Darah dari organ tubuh yang berada di bawah jantung akan menuju ke vena cava inferior, sedangkan darah dari organ yang berada diatas jantung akan mengalir menuju vena cava superior, kedua vena besar tersebut akan bermuara di atrium kanan dengan membawa darah yang kaya akan karbondioksida.
Selain itu pada aorta terdapat arteri yang keluar langsung ke permukaan jantung. Arteri ini menuju ke arteriol-arteriol, yang selanjutnya memberikan darah ke kapiler menuju ke seluruh bagian jantung. Kapiler-kapiler ini disaring oleh venula yang menuju ke vena koroner (vena dari jantung dan ke jantung) yang bermuara ke atrium kanan.

1.   Gangguan dan Penyakit pada sistem Peredaran Darah
Ada beberapa kelainan pada sistem peredaran darah manusia, menyangkut darah, pembuluh darah dan jantung. Berikut ini beberapa penyakit dan kelainan yang sering terjadi pada sistem peredaran darah manusia.
1.   Anemia
Anemia adalah suatu keadaan penurunan kapasitas sel darah merah dalam mengikat oksigen karena rendahnya konsentrasi hemoglobin dalam darah. Kadar hemoglobin (Hb) normal adalah 12-16% dari jumlah eritrosit, jumlah nosmal eritrosit adalah 5 juta/mm3.  Anemia dapat terjadi akibat pendarahan, karena eritrositnya rusak karena suatu factor ataupun karena produksi eritrositnya berkurang.
Anemia mengakibatkan kekurangan oksigen pada jaringan tubuh, kemampuan jaringan untuk memproduksi ATP terganggu, sehingga timbul gejala-gejala lesu, merasa dingin, telinga mendenging, sakit kepala, pusing, gangguan libido, menstruasi terhenti, muka dan kulit menjadi pucat, jantung berdebar dan hingga menimbulkan shock.

Anemia Sel Bulan Sabit ( Sickle Cell )
Merupakan anemia yang disebabkan oleh terbentuknya hemoglobin yang abnormal, hal ini menyebabkan eritrosit menjadi berbentuk seperti bulan sabit pada saat kekurangan oksigen, sehingga eritrosit mudah pecah. Kelainan ini disebabakan oleh terjadinya mutasi pada salah satu asam amino rantai beta penyusun protein Hb.

2.   Thalasemia
Merupakan kelainan yang disebabkan pada struktur Hb, dalam hal ini, eritrosit tidak mampu menghasilkan sejumlah rantai alfa dan beta secara normal. Akibatnya produksi eritrosit menjadi sangat lambat dan eritrosit yang matang menjadi sangat rapuh serta berumur pendek. Penderita thalasemia membutuhkan transfusi darah rutin dalam setiap waktu.

3.   Varises
Yaitu terjadiya pelebaran pembuluh darah vena (balik) di kaki, jika terjadi pada anus atau dubur dinamakan hemoroid atau ambeien atau wasir. Oleh sesuatu hal varises dapat menyebabkan perdarahan.

4.   Hemofilia
Hemofilia adalah kelainan genetis yang diturunkan, ditandai dengan tidak dihasilkannya faktor-faktor yang diperlukan dalam pproses pembekuan darah. Orang yang menderita hemofilia pada umumnya laki-laki, darahnya sulit membeku jika terjadi luka.

5.   Trombositopenia
Adalah  suatu kelainan  pada sistem imun yang disebabkan oleh produksi antibody yang menyerang trombisit, sehingga jumlah trombosit menjadi sangat rendah, selain itu trombosit yang dihasilkan mudah sekali pecah atau lisis. Penderita trombositopenia cnderung mengalami perdarahan, seperti pada hemophilia, bedanya ialah perdarahan biasanya berasal dari kapiler-kapiler kecil, bukan dari pembuluh yang lebih besar seperti pada hemophilia. Sebagai akibatnya timbul bintik-bintik perdarahan di seluruh jaringan tubuh. Kulit penderita menampakan bercak-bercak kecil berwarna ungu, sehingga penyakit ini disebut trombositopenia purpura.

6.   Trombus
Yaitu Proses terjadinya gumpalan atau bekuan darah yang menempel pada permukaan dalam pembuluh darah

7.   Embolus
Adalah suatu keadaan terjadinya gumpalan atau bekuan darah di dalam pembuluh darah yang dibawa oleh aliran darah. Embolism dapat menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah yang lebih kecil diameternya, misalnya arteriol atau kapiler.

8.   Pericarditis dan Endocarditis
Terjadinya infeksi oleh pathogen pada bagian pericardium dan endokardium jantung

9.   Valvular heart disease
Yaitu terjadinya kelainan pada katup jantung, dapat terjadi karena efek carditis, atau inflamasi jantung. Kelainan ini juga dapat disebabkan bawaan sejak lahir, jantung tidak cukup mampu untuk mempertahankan aliran darah dalam sirkulasi, sehingga darah bisa bergerak sebaliknya, seperti mengalir dari ventrikel ke atrium.

10.    Aneurism
Yaitu terbentuknya suatu lapisan baru, non seluler dari suatu senyawa tertentu yang menyebabkn terbentuknya gelembung pada dinding arteri sehingga dinding arteri jadi menyempit. Aneurism sangat berhubungan dengan arteriosklerosis dan syndrome Marfan’s. Arteriosklerosis menyebabkan elastisitas dinding arteri kurang karena kalsifikasi, sedangkan sindrom Marfan’s karena adanya kelainan pada jaringan ikat di pembuluh darah. Stroke merupakan contoh aneurism pada jaringan otak.

11.     Arteriosklerosis dan Artherossklerosis
       Arteriosklerosis yaitu pengerasan pembuluh nadi (arteri) karena timbunan zat kapur, sedangkan Artherosklerosis
         adalah pengerasan pembuluh nadi (arteri) karena timbunan zat lemak

12.   Penyakit Jantung Koroner
        Adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh gangguan aliran darah pada pembuluh darah koroner. Pembuluh
           darah koroner adalah arteri dan vena yang mengalirkan darah dari jantung dan ke jantung. Pemicunya biasanya
           adalah  arteriosklerosis .
13.      Hipertensi dan hipotensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi yaitu jika tekanan sistol lebih besar dari 140mmHg atau tekanan diastole lebih besar dari 99mmHg. Tekanan darah ideal adalah 120 mmHg untuk sistol dan 80 mmHg untuk diastol. Dalam banyak kasus, kedua tekanan itu mengalami kenaikan. Hipertensi dapat mengakibatkan pecahnya pembuluh darah dan tersumbatnya arteri di otak yang mengakibatkan stroke, kerusakan otak bahkan dapat menyebabkan kematian.
Hipotensi adalah kebalikan dari hipertensi, yaitu penyakit tekanan darah rendah

14.      AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome)
Penyakit AIDS disebabkan oleh virus HIV (Human Deficiency Virus) yang menyerang sel darah putih manusia. Pada pengidap penyakit AIDS, sel darah putihnya lebih cepat mati dan tidak berfungsi.

15.          Polisitemia
Polisitemia merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan adanya kelebihan produksi eritrosit. Dalam hal ini darah menjadi kental sehingga memperlambat aliran darah di dalam pembuluh atau dapat juga membentuk gumpalan di dalam pembuluh darah. Gumpalan tersebut dapat menyebabkan ganggren (kematian jaringan) dan bila terjadi pada jantung dapat berakibat kematian. Gejala yang di timbulkannya dapat berupa sakit kepala dan pusing.

16.         Leukemia
Leukemia atau kanker darah merupakan suatu penyakit yang di sebabkan oleh kelebihan produksi leukosit. Leukemia terjadi akibat sumsum tulang atau jaringan limpa bekerja secara tidak normal sehingga produksi leukosit menjadi berlipat ganda, sedangkan produksi eritrosit dan trombosit menurun. Pada saat demikian, jumlah leukosit dapat mencapai 500.000 sel per mm3.



0 komentar :

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates